LIPSUS - Kisah Grup WhatsApp Dhaffa Alumni UBB yang Terpecah Akibat Kecelakaan Maut

PasarModern.com, BANGKA - Orang Spesial Gale (Semua, red). Begitulah nama grup WhatsApp (WA) yang beranggotakan enam orang.
Satu di antaranya, Dhaffa Nabila Sukanda (22), alumni Universitas Bangka Belitung (UBB) yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Pangkalpinang-Sungailiat, tepatnya di depan BES Cinema, Kota
Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (23/6/2025) lalu.
Grup WA tersebut menjadi kenangan terindah dan sangat dalam bagi teman-teman dekat almarhumah yang menjadi anggotanya.
Rania Insyira, satu di antara anggota grup WA yang mengakui kedekatannya dengan almarhumah.
“Dia (Dhaffa, red) itu orang yang ekstrovert, punya banyak teman, banyak yang sayang. Dia juga religius. Kami sering ikut kajian dan ceramah bareng di masjid-masjid,” ujar Rania saat ditemui Bangka Pos, Selasa (1/7/2025).
“Dia itu anak yang ceria, sampai sering jadi EO buat acara-acara. Pikiran dia selalu positif,” lanjutnya.
Pun Rania menyinggung grup WA yang kerap menjadi saluran komunikasi mereka yang bisa dikatakan teman-teman Dhaffa.
Menurutnya, Dhaffa sempat berkomentar tentang penamaan grup tersebut.
“Katanya, karena kita adalah orang spesial, spesial dalam kebaikan aamiin.’ Itu khas dia banget selalu positif” ucap perempuan yang juga alumni UBB tersebut.
Rania sangat terkejut mendapat kabar duka terkait Dhaffa. Pasalnya mereka sempat menghabiskan waktu bersama, satu hari sebelum hari nahas tersebut atau pada Minggu (22/6/2025).
“Pagi harinya kami jogging berdua di Dealova, terus sore kami ke Bangka Botanical Garden (BBG) sama dua teman lainnya,” kata Rania.
“Habis itu malamnya kami lanjut nongkrong di kafe. Seharian itu rasanya kayak hari paling seru kami tertawa terus.” Sambil Rania menahan senyum kecil
Di sela canda dan tawa mereka di hari itu, Rania teringat celetukan temannya pada saat itu.
“Salah satu dari kami sempat nyeletuk waktu itu, ‘Kita jangan kebanyakan ketawa, nanti malah nangis’,” katanya.
“Kami semua kemudian diam dan istigfar siapa sangka itu salah satu candaan terakhir kami bareng dia,” ucap Rania.
Laka beruntun tabrak lari
Diberitakan sebelumnya, Dhaffa Nabila Sukanda (22), warga Kelurahan Selindung, Kecamatan Gabek, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meninggal dunia setelah menjadi korban tabrak lari, Senin (23/6/2025).
Peristiwa nahas itu terjadi saat kendaraan roda dua yang dikendarai korban melaju dari arah Pangkalpinang menuju Sungailiat.
Saat bersamaan, sebuah mobil Toyota Avanza putih bernomor polisi BN 1948 QM keluar dari badan jalan dan hendak berbelok ke kanan menuju arah Sungailiat.
Ps Kasubsi Penmas Humas Polresta Pangkalpinang, Bripka Berry Putra, seizin Kapolresta Kombes Pol Gatot Yulianto, Selasa (24/6/2025), menyebut anggota Satlantas Polresta Pangkalpinang mendatangi lokasi kejadian setelah mendapat informasi terjadinya lakalantas.
Anggota, lanjutnya, melakukan evakuasi terhadap korban dan membawa korban ke rumah sakit hingga dinyatakan meninggal dunia.
“Anggota sudah olah TKP, pemeriksaan saksi-saksi dan korban pun telah diserahkan ke pihak keluarga setelah dinyatakan meninggal dunia akibat alami tabrakan dan alami luka benturan di bagian kepala korban,” jelas Bripka Berry, Selasa (24/6/2025).
Bripka Berry pun menyebutkan, saat ini anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Pangkalpinang masih melakukan lidik dan mencari identitas pengendara kendaraan roda empat, jenis Avanza yang melarikan diri.
“Untuk kendaraan Avanza masih kita lidik termasuk mengumpulkan alat bukti seperti kamera CCTV di sekitar TKP, kemudian kendaraan yang kita amankan saat ini satu unit kendaraan CR-V beserta STNK dan kendaraan roda dua milik korban,” sebut Bripka Berry.
Sementara untuk kronologis kejadian, kendaraan roda dua yang dikendarai korban melintas dari arah Pangkalpinang hendak lurus ke arah Sungailiat.
Sedangkan pengendara mobil Toyota Avanza warna putih BN 1948 QM keluar dari Indomart Selindung hendak berbelok ke kanan ke arah Sungailiat.
“Pada saat pengendara mobil Toyota Avanza warna putih BN 1948 QM berbelok ke kanan tersebut tidak melihat arus lalu lintas, dikarenakan posisi korban sudah dekat maka terjadilah tabrakan,” bebernya.
Akibat tabrakan itu, korban terpental masuk ke jalur berlawanan yaitu jalur Sungailiat-Kota Pangkalpinang.
Pada saat bersamaan melintas mobil Honda CR-V warna abu-abu metalik BN 1924 RL yang dikendarai Hamdan.
Tak ayal mobil Honda CR-V menabrak atau melindas korban, yang posisinya sudah terjatuh dari kendaraannya.
Sementara kendaraan Avanza langsung meninggalkan tempat kejadian tanpa meninggalkan identitas apapun. Sehingga terjadilah laka beruntun tabrak lari.
“Akibat tabrakan tersebut korban mengalami benturan di bagian kepala dan meninggal dunia, sedangkan pengendara kendaraan Honda CR-V beserta penumpang tidak alami luka-luka,” ungkap Bripka Berry.
“Untuk mobil Avanza dengan plat nomor BN 1948 QM, masih anggota selidiki karena kemarin dia langsung kabur setelah menabrak korban,” tegasnya.
Terakhir kirim video
Setelah seharian Bersama Dhaffa pada Minggu (22/6/2025), Rania seakan ‘kehilangan’ sang sahabat. Biasanya, kata Rania, Dhaffa selalu chatting. Entah itu sekadar menanyakan kabar atau rencana hari Rania.
“Biasanya kami selalu chatting. Setiap hari tentang tugas kuliah, cerita-cerita, bahkan masalah cinta pun kami bagi berdua,” kenang Rania.
“Ran dimana? Ada plan (rencana-red) apa hari ini Ran?” kata Rania menirukan pertanyaan yang kerap dilontarkan almarhumah.
“Tapi hari itu dia nggak hubungi aku sama sekali. Padahal biasanya selalu ada. Aku pikir dia sibuk kerja, dan aku juga lagi sakit, jadi aku nggak sempat mikir aneh-aneh,” lanjutnya.
Sesaat Rania tidak khawatir sedikit pun. Pasalnya, Dhaffa masih muncul di dalam grup WA.
“Walaupun dia nggak menghubungiku secara pribadi seperti biasanya, dia tetap muncul di grup kecil kami berisi enam orang teman,” kata Rania.
“Terakhir kami berinteraksi itu saat dia kirim video. Dia mengedit video kegiatan kami saat hangout bareng. Almarhum kirim di grup pukul 14.40 WIB. Itu pesan terakhirnya,” tambahnya.
Rania baru tersentak ketika dihubungi Rosmala, ibu Dhaffa, sekitar pukul 17.30 WIB.
Perasaan aneh dalam dirinya semakin menjadi karena Rosmala menanyakan kontak WA rekan kerja Dhaffa.
“Waktu itu saya bingung, karena hari itu bukan hari kerja dia biasanya. Tapi kata ibunya hari ini dia kerja,” jelas Rania.
Rania pun mengirim kontak WhatsApp seperti diminta. Justru Rania baru mengetahui kabar kecelakaan dari pesan seorang adik tingkat menjelang Magrib.
“Saya dikabari lewat chat , katanya temanku kecelakaan parah. Saya langsung panik dan menelepon ibunya,” lanjutnya.
Rania masih mengingat jelas suara Rosmala saat itu.
“Ketika saya menelepon, suara ibu terdengar lemas, tidak seperti biasanya. Saya cukup dekat dengan ibunya, dan saya dengar seseorang di sana bilang kalau ibu sempat pingsan,” ujar Rania.
Setelah magrib Rania langsung bergegas ke rumah sakit. Namun dia tidak masuk ke dalam ruang UGD.
“Saya tidak kuat untuk masuk ke dalam, tetapi dipinjamkan HP milik almarhumah oleh ibunya untuk membuka sandi waktu itu, cuma saya yang tahu sandi ponselnya. Saat saya buka, saya lihat chat terakhirnya paling atas ada chat dengan ibunya yang di pin, lalu ada chat dengan teman kerjanya,” ucapnya.
HP Dhaffa, lanjut Rania, ternyata tidak memiliki kuota internet. Karenanya pesan terakhir Dhaffa untuk ibunya tidak pernah sampai.
Setelah menjalani beberapa pemeriksaan dan perawatan, Rania menyebut Dhaffa dinyatakan meninggal dunia. Rania ikut serta bersama Rosmala, ibu kandung Dhaffa di mobil ambulans yang mengantar jenazah ke rumah duka.
“Seperti mimpi saya tidak percaya bahwa sahabatku telah berpulang, ” ucap Rania dengan mata berkaca-kaca.
Rania menjelaskan, Daffa dikebumikan keesokan paginya pada pukul 09.00 WIB.
“Almarhumah dikebumikan pagi hari sekitar pukul 09.00 tidak jauh dengan makam ayahnya yang berpulang terlebih dahulu pada tahun 2020 dikarenakan sakit,” ujarnya.
“Tidak ada tanda atau percakapan yang mengarah kejadian nahas tersebut makanya beberapa hari kemarin saya masih tidak percaya,” tambah Rania yang mengenang sahabatnya yang telah berpulang.
Tidak Kuat Menceritakan
Tepat tujuh hari setelah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Dhaffa, tahlilan digelar di rumah duka, Senin (30/6/2025) malam.
Pantauan Bangka Pos sekitar pukul 19.00 WIB, rumah duka dipenuhi kerabat, tetangga, teman kampus, serta keluarga besar yang bahkan datang jauh dari Pulau Belitung.
Rosmala, ibunda Dhaffa, tampak berdiri menyalami mereka yang datang ke acara tahlilan. Bangka Pos Group turut mengucapkan bela sungkawa kepada perempuan bergamis cokelat tersebut.
“Ia merupakan anak yang baik,” ucap Rosmala lirih saat mengenang anak pertamanya itu.
“Saya tidak merasakan tanda- tanda apapun sebelum kecelakaan itu terjadi,” lanjutnya.
Dengan mata berkaca-kaca Rosmala terdiam lalu berkata, “Maaf dek, saya nggak kuat kalau menceritakannya,” kata Rosmala sambil memegang tiang teras rumahnya.
Di sudut lain tampak adik laki-laki Dhaffa. Dia turut mengungkap kenangan indah bersama sang kakak.
“Kakakku merupakan kakak yang sering membantu orang tua, pagi menyapu rumah, mencuci bahkan memasak. Apalagi kalau soal ibadah Alhamdulillah baik, saya lihat sering juga salat Duha di sela pagi kesibukannya,” ucapnya.
“Sering juga membangunkan saya apalagi ketika libur semester ini,” lanjutnya seraya menyunggingkan senyuman.
“Dia pernah cerita bahwa lulus kuliah dengan predikat cumlaude,” katanya.
Informasi yang diperoleh Bangka Pos Group, adik Dhaffa itu juga telah diterima di satu kampus negeri di Babel. Dia pun mengungkapkan pesan sang kakak mengenai hal tersebut. “Belajar yang giat,” ujarnya.
Pindah Tahun 2020
Rania Insyira, alumni Universitas Bangka Belitung (UBB) yang mengaku sebagai sahabat dekat Dhaffa, menyebut Dhaffa dan keluarganya baru pindah ke Bangka pada tahun 2020.
Rosmala, ibunda Dhaffa disebut sebagai orang asli Selindung, Kota Pangkalpinang. Sementara ayah Dhaffa merupakan orang Tanjungpandan, Belitung.
“Sebelumnya emang mereka tinggal lama di Belitung, ayah Dhaffa di tahun sebelumnya itu emang sudah sakit, tetapi meninggal dunia ketika pindah ke Bangka,” ucap Rania saat ditemui Bangka Pos Group, Selasa (1/7/2025).
Rania mulai dekat dengan Dhaffa ketika memasuki masa kuliah. Mereka terlibat dalam organisasi kemahasiswaan BEM dan berlanjut hingga maut memisahkan.
Saat musibah menimpa Dhaffa, Rania menyebut mereka baru lulus kuliah dan mulai menapaki dunia kerja.
“Dhaffa berkerja baru sekitar tiga minggu di Kids Center itu juga freelance biasanya jadwal ia berkerja Selasa, Kamis, Jumat, dan Sabtu,” ujar Rania.
“Perkerjaan yang dilakukan Dhaffa yaitu membantu menyiapkan atau membuat alat-alat untuk membelajaran anak biar menarik,” tambahnya.
Rania juga menyinggung sedikit kebiasaan Dhaffa setelah pulang kerja. Dhaffa, katanya, sering menyempatkan diri menunaikan salat di Masjid Kubah Timah sebelum dia pulang ke rumah.
“Kami baru saja lulus. Masih banyak rencana yang belum sempat dia wujudkan. Saya benar-benar nggak nyangka secepat ini,” kata Rania. (x1)
No comments for "LIPSUS - Kisah Grup WhatsApp Dhaffa Alumni UBB yang Terpecah Akibat Kecelakaan Maut"
Post a Comment