Nama Terseret Kasus Penipuan MBG Solo, Haryoto Paulus: Saya Hanya Fasilitator

Klarifikasi Haryoto Paulus Terkait Dugaan Penipuan Program MBG
Haryoto Paulus, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang terlibat dalam kasus dugaan penipuan berkedok program Makan Bergizi Gratis (MBG), akhirnya memberikan pernyataan resmi. Ia membantah tudingan bahwa dirinya terlibat langsung dalam kegiatan tersebut. Namun, ia mengakui adanya hubungan pertemanan jangka panjang dengan Ketua Yayasan Barisan Nasional (Barnas), Ery Primasari Kusuma.
Menurut Paulus, perannya hanya sebagai fasilitator yang diminta oleh Ery untuk membantu sosialisasi program kepada masyarakat. Ia menjelaskan bahwa hubungan antara dirinya dan Barnas sudah lama terjalin, baik dalam bentuk pertemanan maupun kerja sama informasi kegiatan sosial.
"Hubungan saya dengan mbak Ery sudah lama. Kami saling membantu dan berbagi informasi kegiatan. Saya juga sudah lama mengenal Barnas sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial," ujar Paulus.
Ia menyatakan bahwa dirinya hanya sekali menjadi perantara antara Barnas dan calon mitra penyedia dapur MBG. Menurutnya, Ery meminta bantuan Paulus untuk menemukan UMKM yang tertarik bergabung dalam program tersebut.
"Nah, beberapa waktu lalu mbak Ery menyampaikan kepada saya bahwa ada program untuk ibu-ibu atau UMKM. Karena saya punya basis yang banyak, tolonglah kalau ada yang berminat. Saya undang mereka untuk ikut," jelasnya.
Paulus juga menegaskan bahwa ia telah memberikan peringatan sejak awal agar semua kegiatan memiliki dasar hukum yang jelas. "Saya ingatkan bahwa kegiatannya harus ada MoU atau legalitas dari kegiatan itu. Itu sudah saya sampaikan awal dan mbak Ery meresponnya," tambahnya.
Teguran dari PDIP dan Dampak pada Nama Baik
Meskipun hanya bertindak sebagai fasilitator, nama Paulus disebut-sebut dalam kasus ini saat program MBG mengalami kendala. Akibatnya, ia mendapat teguran dari pimpinan partainya, FX Hadi Rudyatmo. Paulus mengaku telah melakukan klarifikasi secara langsung dalam rapat DPC PDIP Solo.
Selain itu, ia merasa reputasinya tercemar karena pemberitaan yang menyebutnya terlibat dalam dugaan penipuan. Paulus menegaskan bahwa dirinya tidak terlibat dalam kegiatan tersebut dan bahkan mendampingi para korban saat berkonsultasi ke Polresta Surakarta.
"Teman-teman sudah tidak sabar, jadi mereka ke Polresta. Konsultasi dengan saya juga. Jadi mengadu untuk difasilitasi kepolisian. Bukan mengadu tentang saya, tapi di pemberitaan itu saya agak dirugikan, nama saya. Maka saya harus klarifikasi," ujarnya.
Ia juga membantah tudingan bahwa dirinya menerima imbalan finansial dari kegiatan Barnas. Saat ini, Paulus mengaku kesulitan menghubungi Ery secara langsung dan meminta pihak yayasan segera memberikan penjelasan kepada publik.
"Komunikasi macet. Tapi lewat Sekretaris saya bisa. Jadi posisi saya, njenengan bisa menilai sendiri. Saya tidak menerima sepeserpun dari kegiatan itu. Itu langsung ke mereka," katanya.
Modus Penipuan yang Dilakukan Yayasan Barnas
Kasus ini dilaporkan ke Polresta Surakarta oleh puluhan korban pada 29 Juli 2025. Para korban mengaku telah membayar biaya registrasi sebesar Rp 175 ribu dan sebagian lainnya bahkan merenovasi dapur hingga jutaan rupiah. Namun, program yang dijanjikan sejak Januari 2025 tidak pernah terealisasi.
Modus yang digunakan adalah merekrut warga sebagai mitra penyedia makanan dengan janji pembayaran sebesar Rp 12.000 per boks. Untuk bergabung, setiap calon mitra diwajibkan membayar biaya pendaftaran dan administrasi sebesar Rp 175.000. Selain itu, para korban diminta mempersiapkan dapur sesuai standar yang ditetapkan, sehingga beberapa di antara mereka harus mengeluarkan biaya renovasi hingga jutaan rupiah.
Pihak yayasan diketahui mencatut nama tokoh nasional seperti Presiden Joko Widodo di situs web mereka. Namun, program yang dijanjikan sejak Januari 2025 itu tak kunjung terealisasi, draf MoU yang diberikan tidak memiliki tanggal pelaksanaan yang jelas, dan situs web yayasan kini telah menghilang. Merasa ditipu, para korban akhirnya melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.
No comments for "Nama Terseret Kasus Penipuan MBG Solo, Haryoto Paulus: Saya Hanya Fasilitator"
Post a Comment